- Back to Home »
- motivasi »
- Nikmatilah hidup ini
Sabtu, 18 Mei 2013
Seorang pria mendatangi seorang Master, "Guru, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati."
Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit. Penyakitmu bisa sembuh kok."
"Tidak Guru, tidak. Saya tidak ingin hidup lagi," tolak pria itu.
"Baiklah kalau begitu. Ambil racun ini. Minum setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malam kau akan mati dgn tenang."
Pria itu bingung. Setiap Master yg ia datangi selalu memberikan semangat hidup. Tapi yg ini malah menawarkan racun.
Sampai di rumah, ia minum setengah botol racun. U/ meninggalkan kenangan manis, ia memutuskan makan malam dgn keluarga di restoran Jepang yg sudah lama tak pernah ia lakukan. Ia pun bersenda gurau dgn riang. Sebelum tidur, ia mencium istrinya & berbisik, "Sayang, aku mencintaimu."
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar & melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Ia tergoda u/ jalan pagi.
Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu u/ dirinya, satu u/ istrinya.
Istrinya merasa aneh, "Sayang, apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya?"
Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Ia menjadi lebih toleran, apresiatif thd pendapat berbeda. Ia mulai menikmatinya.
Pulang jam 5 sore, ternyata istrinya menungguinya. Sang istri menciumnya, "Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu." Anak-anak pun berani bermanjaan kembali padanya.
Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya bunuh diri. Tetapi bagaimana dgn racun yg sudah ia minum?
Bergegas ia mendatangi sang Master u/ minta penawar.
"Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Bila kau hidup dgn kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu. Bersyukurlah! Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan, jalan menuju ketenangan."
Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit. Penyakitmu bisa sembuh kok."
"Tidak Guru, tidak. Saya tidak ingin hidup lagi," tolak pria itu.
"Baiklah kalau begitu. Ambil racun ini. Minum setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malam kau akan mati dgn tenang."
Pria itu bingung. Setiap Master yg ia datangi selalu memberikan semangat hidup. Tapi yg ini malah menawarkan racun.
Sampai di rumah, ia minum setengah botol racun. U/ meninggalkan kenangan manis, ia memutuskan makan malam dgn keluarga di restoran Jepang yg sudah lama tak pernah ia lakukan. Ia pun bersenda gurau dgn riang. Sebelum tidur, ia mencium istrinya & berbisik, "Sayang, aku mencintaimu."
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar & melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Ia tergoda u/ jalan pagi.
Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu u/ dirinya, satu u/ istrinya.
Istrinya merasa aneh, "Sayang, apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya?"
Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Ia menjadi lebih toleran, apresiatif thd pendapat berbeda. Ia mulai menikmatinya.
Pulang jam 5 sore, ternyata istrinya menungguinya. Sang istri menciumnya, "Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu." Anak-anak pun berani bermanjaan kembali padanya.
Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya bunuh diri. Tetapi bagaimana dgn racun yg sudah ia minum?
Bergegas ia mendatangi sang Master u/ minta penawar.
"Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Bila kau hidup dgn kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu. Bersyukurlah! Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan, jalan menuju ketenangan."